Rabu, 14 Januari 2009

Buletin Al Banna Edisi ketiga


SALAM REDAKSI

Assalamualaikum Wr…Wb…
Muslim kampus, khaifa haluk ??? Al-Banna selalu berharap antum/antenna tetap berada dalam lindungan dan kasih sayang-Nya.
Alhamdulillah, itulah kata yang TIM AL-BANNA harus ucapkan kepada Allah SWT atas kesediaan-Nya membiarkan kami tetap berada dalam paying Kemahakuasaan dan Kemahabesaran sehingga, Al-Banna mampu menyapa antum/antunna di edisi ketiga ini.
Di edisi ketiga ini, Al-Banna hadir dengan tema My Palestine. Coretan apa saja yang Al-Banna torehkan tentang tema ini ??? Jawabannya dapat antum/antunna temukan di rubrik Berita Utama dan Taujih. Selain itu Al-Banna menampilkan kisah nyata yang dialami oleh aktivis muslimah yang terdapat dalam rubrik Keakhwatan. Tak lupa juga Al-Banna sisipkan informasi tentang kegiatan-kegiatan KAMMI UNM KOMISARIAT PARTAMB yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan dalam rubrik KAMMI On Action. Bukan hanya itu saja, Al-Banna juga tetap menghadirkan rubrik Ice Breaking yang memuat sebuah karya kecil yang mungkin mampu memberikan ghirah bagi perjuangan antum/antunna.
Sebuah pepatah mengatakan “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak“, begitupulalah keadaan TIM AL-BANNA. Kami menyadari bahwa edisi ketiga ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun Tim Al-Banna harapkan dari antum/antunna dalam menghasilkan karya-karya selanjutnya…
Akhir kata, semoga edisi ini dapat memberikan input dan semangat baru bagi antum/antunna. Allahu Akbar!!!
Wassalam



TULISAN UTAMA

KITA DAN PALESTINA


Oleh : Muhammad Taufiq T.
Ketua KAMMI Komisariat UNM Parangtambung ‘08/09

Mengawali tulisan ini, kami ucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun”, seraya memanjatkan doa kehadirat Allah agar kematian saudara-saudari kita di Palestina dicatat sebagai prosesi kesyahidan yang berbalas surga dan semoga saudara (i) kita yang masih hidup di sana tetap diberikan semangat, keistiqomahan untuk awal perang suci ini.

Pembaca sekalian,
Tulisan ini tidak akan menceritakan kronologis invasi Israel barusan memasuki awal tahun 2009 (invasi awal dan total Israel ke wilayah Palestina sebenarnya sudah dimulai pada tahun 1967). Invasi yang telah mensyahidkan tidak kurang dari 900 jiwa, melukai tidak kurang 2000 jiwa, menghancurkan fasilitas ekonomi, pendidikan, peribadatan, kesehatan dan sarana public sektor lainnya. Tulisan ini akan menyadarkan sisi humanisme dan religiusitas umat bangsa-bangsa terkhusus untuk masyarakat Indonesia.

Terenyuh hatiku saat mendengar ucapan seorang oknum aktivis BEM sebuah Universitas ketika ditanya seorang ikhwa,”mengapa tidak ikut aksi peduli Palestina/pengecaman Israel?” Jawabannya “kenapa kita harus melakukan itu, kita tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi di Palestina, jangan mudah terprofokasilah!”atau ketika kumembaca coretan di atas pamflet peduli Palestina
dan pengecaman Israel oleh teman-teman dari LDK, di atasnya “sang komentator” (aktivis LK pengaung penolakan UU-BHP). Ditulisnya begini ”akhi, jangan
Terlalu jauh-jauh membela hak orang lain, sedangkan dalam negeri kita ada penindasan, tolak BHP, BHP juga produk Amerika dan zionisme” sebenarnya redaksi kata tambahan lainnya masih ada, dan sungguhnya lebih menggigit (hingga ingin rasanya ku gigit juga sampai lumat sang komentator itu).

Ada 4 alasan yang menjadikan kita mengapa pendukungan Palestina dan pengecaman Israel secara total adalah harga mati yaitu :
1. Alasan kemanusiaan
2. Alasan ideologi keberagaman
3. Alasan konstitusi
4. Alasan historis

Pertama, alasan kemanusiaan
Manakah ada seorang manusia dimuka bumi ini yang dengan rela dan diam saja ketika dirinya dilukai, diambil haknya dengan sewenang-wenang. Hanya orang gila dan bodoh kupikir akan menjawab ada. Saya, kita dan orang lain adalah sama-sama manusia, sama-sama orang yang tidak suka mendapat perlakuan tak manusiawi (dibunuh, ditembaki, diperkosa, tanah kita diambil, anak cucu kita dilukai bahkan dibunuhi). Oleh karena itu, tidak ada bedanya antara kita “orang Indonesia” dan mereka disana “orang Palestina”.

Kedua, alasan ideologi keberagaman
Mayoritas kita adalah pemeluk islam, mereka juga demikian. Allah menfirmankan “Innamal mu’minina ikhwah”_sesungguhnya mukmin itu bersaudara, Rasulullah SAW bersabda bahwa hubungan seorang muslim dengan muslim yang lainnya ibarat satu tubuh. Jika salah satu bagian tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakan pula. Kita adalah ausar (penolong) bagian sebagian yang lain. Sekarang ketika anda tidak peduli, maka dipertanyakan komitmen keberislaman anda???
Ketiga, alasan konstitusi
Dalam pembukaan (preambule) UUD 1945, saya kutipkan beberapa untaian kalimatnya “penjajahan diatas bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan…..”. Dalam landasan idiil kita yang lalu “pancasila” sila ketiga “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Tafsiirannya tidak perlu panjang lebar, kita yang mengaku orang Indonesia pasti sudah paham karena saya pribadi saja sudah diajarkan memahami UUD 45 dan pancasila sejak dari SD (di TK malah saya sudah diwajibkan hafal pancasila). Jangan bangga dan tidak malu menginjakkan kakimu di seantero nusantara Indonesia jika tidak mampu memahami landasan konstitusi Negara kita sendiri. Kaitkan itu dengan keharusan kita untuk memandang Palestina sebagai bagian integral perjuangan kita.

Keempat,alasan historis.
Indonesia dijajah imperialis Belanda ± 350 tahun dan Jepang ± 3,5 tahun. Apakah ada yang berkata enak dijajah sedemikian lama itu. Berapa kerugian, berapa putra/putri terbaik Indonesia harus mati karena perjuangan pembebasan tanah air kita. Kita baru merdeka 63 tahun tapi Indonesia sudah begini, bayangkan jika kita sudah merdeka sejak 416 tahun yang lalu. Palestina sekarang sementara dijajah oleh Israel, perasaan saudara kita di sana sama saat kita merasakan pahitnya atmosfer penjajahan. Ataukah memang anda orang yang tak mampu merasa?????. Jadi, satu tekad, tidak ada alasan bagi orang Indonesia untuk tidak ikut berempati dengan keadaan Palestina sekarang ini. Airmata mereka adalah airmata kita juga, darah mereka adalah darah kita juga, begitu juga tubuh mereka, hak mereka, tanah mereka adalah milik kita juga.

Kututup, “aku bangga jadi orang Indonesia karena aku merasa bagian dari masyarakat dunia, karena nasionalisme yang kupahami bukan nasionalisme sempit tapi nasionalisme yang luas, di mana ada rintihan produk kedzaliman tak berperikemanusiaan maka di sana ada perjuanganku, di mana ada teriakan takbir menggema maka di sana pulalah tanah airku.
HIDUP MAHASISWA. HIDUP RAKYAT. ALLAHU AKBAR.



KAMMI On Action

Aksi Peduli Palestina



Ini mi salah satu bentuk kepeduliannya anak- anak KAMMI untuk saudara (i) di bumi para Nabi. Hujan yang turun terus menerus pada hari rabu, 31 Desember 2008, tidak menghalangi KAMMI untuk mengkonkretkan kapeduliannya terhadap derita saudara (i) ta di Palestina dalam bentuk aksi penggalangan dana (salute…. Bwt mujahadahnya). KAMMI mengawali aksinya di FMIPA UNM, kemudian dilanjutkan ke FBS UNM, then FSD, dan berakhir di FT UNM ( lintas fakultas nih….) MauQ tau apa responnya penghuni kampus Oemar Bakri tentang aksi ini??? Let’s cheek it out….!!! Sebagian dari mereka langsung buka dompet or periksa kantong then nyumbang deh, ada tong juga itu yang bertanya bagaimana cara penyaluran dananya lewat ke Palestina (wajar tawwa itu…..), and ada juga yang lewat ji but tetap ji tawwa kasi senyumnya ke KAMMI. Apa pun responta, KAMMI Cuma mo bilang jazakillah khairan for responta. Bwt antum/antunna yang sudah membantu, mudah-mudahan Allah SWT membalas kepedulianta dengan hal yang lebih baik, dan buat antum/antunna yang belum peduli, pertajam pisau sensitivitasta agar lebih peka merasakan derita saudara(i)ta yang sedang berjuang mempertahankan aqidahnya di Palestina sana.


Islamic Camp

Islamic camp….apaan tuh??? Yup, Islamic camp adalah salah satu prokernya departemen kaderisasi yang InsyaAllah akan dilaksanakan di Maros pada awal bulan februari 2009. Acara ini merupakan ajang perekrutan kader sekaligus rikhlah. So, antum/antunna tidak hanya berkenalan dengan dan bersilaturahmi dengan KAMMI, tetapi juga antum/antunna bias refreshing. (Weits…ini mi namanya sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui). Seru toh…!!! MauQ ikut…??? Hubungi koord. Kaderisasi di 085255218472.


Madrasah KAMMI

Madrasah KAMMI, kegiatan ini masih merupakan prokernya departemen kaderisasi. Acara ini dilaksanakan di gedung jurusan Matematika FMIPA UNM pada pekan 1 & 3 setiap bulannya. Kalau mauQ tau banyak tentang KAMMI, di sini mi tempatnya. So, don’t miss it yah…!!!


Diskusi Kader

Di sini, antum/antunna bias mendapatkan knowledge baru and berdiskusi tentang isu-isu yang lagi up-date. Kegiatan ini di laksanakan di gedung Matematika FMIPA UNM pada pecan 2&4 setiap bulannya. For Further information hub. Koord. Kaderisasi



Ice Breaking


Mujahid
Darahmu yang bercucuran
Menjadi bukti kepatuhanmu pada titah Tuhanmu
Meski harimu berlumur kepedihan
Semangat juangmu tak pudar demi jihadmu

Cintamu kepada Rabbmu tetap tersematkan
Meski peluru mengintai setiap langkahmu
Gelorah mujahadahmu tak kan tergoyahkan
Meski pujaan hati mendamba keberadaanmu

Kau bungkus selaksa duka dalam ketegaran
Meski duka itu memperkosa hidupmu
Kau jadikan Fisabilillah sabagai jalan
Hingga Syahid dating menjemputmu


KISAH NYATA YANG DI ALAMI OLEH AKTIVIS MUSLIMAH
Oleh: Mahmud Muhammad Al-Jauhari

Tsaqafah Barat telah menyerbu dunia dengan arusnya yang sangat deras. Banyak cara yang mereka lakukan untuk melancarkan niatnya. Misalnya, dengan kemasan kisah-kisah pahlawannya (baik laki-laki maupun perempuan). Sementara kita kaum muslimin bila ingin berbicara mengenai tokoh-tokoh pejuang wanita mulia, baik di masa lampau maupun di masa modern, selalu berada dalam udara yang tercampur dengan racun. Akibatnya, langit kita telah dipenuhi oleh tokoh-tokoh wanita barat
.
Di sekolah-sekolah dari seluruh media masa kita jarang sekali mengangkat kisah-kisah Islami. Padahal, kita sendiri mempunyai sejarah Islam yang dipenuhi oleh berbagai bintang cemerlang dari paran mujahiddah yang tegar, mulia, dan pemberani. Mereka mewakafkan seluruh hidupnya untuk menegakkan kalimat Allah dan menjunjung tinggi bendera Islam. Mereka berperang dan berjuang di samping kaum laki-laki, sebatas yang diperbolehkan oleh syariat dan tradisi Islam. Kita mempunyai Aisyah dalam dunia ilmu, Asma dalam menghadapi kesewenang-wenangan, Kansa dan Nusaibah dalam keberanian dan kesiapan untuk mati dalam membela agama Allah.

Sejarah Islam telah dipenuhi oleh peristiwa-peristiwa besar yang seluruhnya menggambarkan keagungan kaum muslimah dan selalu menghidupkan kebanggaan dan kemuliaan di hati kita. Akan tetapi sayang sekali, telinga kita telah peka mendengarkan sejarah ini karena telah dijejali oleh nama-nama lain yang telah meracuni pikiran dan akal kita. Akibatnya, kita tidak mendengar dan memperhatikan suara apapun yang sampai pada telinga kita.

Simaklah kisah seorang muslimah tua, yang telah berjanji kepada dirinya untuk ikut serta dengan saudara-saudaranya yang sedang dirundug musibah. Benar, saudara-saudaranya itu kini sedang mendapat ujian yang tak ringan. Maka muslimah ini segera memberi perhatian kepada keluarga orang-orang yang terpenjara. Ia berkeliling ke rumah-rumah mereka untuk merawat dan membimbing putra putrid mereka. Yang laki-laki diurusi seluruh kebutuhan sekolah atau
kuliahnya, dan yang wanita dewasa dicarikan seorang akhi yang baik dan layak untuk menjadi suami terkasihnya.

Muslimah ini terus mengurusi mereka secara bergantian, membayarkan utang-utang mereka, membawakan pakaian musim dingindan musim panas untuk mereka, membayar sewa rumahnya. Seakan di dalam dadanya terdapat alamat kebutuhan mereka, dan penjelasan yang lengkap mengenai kondisi kehidupan dan sosialnya. Muslimah ini tidak tidur kecuali asuhannya semua tertidur. Dan ia tidak tenang sebelum semua kebutuhan mereka terpenuhi.

Tidak berapa lama, aktivitasnya mulai tercium oleh thagut (intelijen penguasa negeri tersebut). Ia pun pada akhirnya ditangkap pada tahun 1965 M dan dijebloskan ke dalam penjara Al-Qanathir. Padahal, muslimah ini telah berusia lanjut. Ia merelakan semua itu untuk mengharapkan pahala dari Allah, sebagaimana suaminya juga mengharapkan pahala Allah, saat ditangkap pada malam yang sama. Tak pelak lagi suami istri ini pun dimasukkan ke dalam penjara perang oleh penguasa yang lalim itu. Ia memulai kehidupan jihadnya ini dengan totalitas dan mengharapkan pahala dari Allah.

Taujih

Kami Tidak Lupa, Palestina!
Tahun 2008 ini ditutup dengan catatan kejahatan kemanusiaan oleh Israel. Dengan alasan melakukan serangan balasan (siapa yang mulai?), mereka membombardir Palestina dengan korban kebanyakan wanita dan anak-anak. Luar biasanya, dan tidak perlu heran lagi, Amerika menghimbau Hamas untuk menahan diri (dari apa?). Ibaratnya si A sudah babak belur ditonjok dijotos dibogem sama si B, lalau si C dengan enteng ngomong, eh A, tahan diri dong, gila lu ya. Padahal si B gak babak belur atau sebam sama sekali.
Kita yang berada ribuan kilometer dari tempat terjadinya perang ini, akan sulit sekali membayangkan rasanya dibom oleh perlengkapan perang berat seperti itu. Bahkan, saat ini saja, saya sedang duduk di atas kursi yang empuk di kantor saya. Langit tampak biru. Awan seputih kapas. Sungguh, sulit sekali membayang di belahan dunia lain masih ada bangsa yang mengalami penjajahan. Sulit sekali membayangkan ada negara yang tidak bisa serelatif aman dan tenteram seperti negeri kita ini. Begitu kerasnya hidup di bawah bayang-bayang penjajah, sehingga anak yang belum akil balig pun sudah menggenggam senjata.
Sulit sekali membayangkan hidup di antara desingan peluru dan dentuman bom yang mungkin saja setiap saat bisa merenggut nyawa kita sendiri. Sulit sekali membayangkan harus menjalani hidup seperti itu seperti layaknya kita yang dengan nyaman pergi pulang kantor setiap hari bagaikan rutinitas. Sulit sekali membayangkan bahwa setiap bentuk perlawanan terhadap penjajahan itu disebut sebagai aksi teroris. Untuk Indonesia, hal itu sebenarnya tidak perlu diperherankan lagi. Pada waktu jaman penjajahan Belanda, para pejuang kita yang mulia itu disebut ekstrimis (baca: teroris) oleh para penjajah. Demikian juga Palestina. Organisasi yang terbentuk sebagai badan pelawan penjajah (baca: Hamas) dicap teroris oleh Israel. Sayangnya, karena jaringan berita global berada di bawah gurita Israel, mereka semua ikut-ikutan mengecap Hamas sebagai organisasi teroris. Padahal, mereka adalah pasukan pembela diri dari penjajah. Bahkan, ada juga yang bilang bahwa batas negara Palestina tidak jelas. Dulu, saya sendiri berkeyakinan bahwa Palestina adalah negara yang tidak memiliki wilayah.
Sungguh sulit sekali untuk turut berjuang membela mereka yang terjajah di sana. Betapa enak dan empuknya kursi ini. Betapa empuk dan hangatnya kasur menunggu di rumah. Betapa enak dan lezatnya makanan yang kami makan tadi siang dan malam nanti. Walaupun bangsa Indonesia adalah bangsa yang terlahir dari bebasnya penjajahan, generasi sekarang adalah generasi yang sudah tidak memegang senjata lagi secara fisik. Tapi, kita punya hal yang lebih baik dari fisik: nurani.
Bisa apa dengan nurani? Katakan tidak pada penjajahan. Tidak satu pun negara di dunia saat ini, kecuali Amerika, yang tidak mengecam Israel. Bahkan di tingkat yang paling lemah, mereka hanya diam saja. Apa yang bisa kita lakukan? Tidak perlu terbang ke sana dan ikut berjuang. Sekali lagi, gunakan nurani. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kemampuan perang mereka. Jangan lemah. Jangan dengar kata orang bahwa semua itu percuma. Tidak banyak yang memberitakan bahwa perekonomian Denmark sempat melemah ketika negara itu mengalami boikot ketika kasus pelecehan Nabi beberapa tahun lalu. Itu adalah indikator bahwa kita bisa punya kekuatan untuk membuat impact secara tidak langsung.
Yang bisa kita lakukan saat ini adalah boikot. Sekali lagi, jangan lemah. Pernah perhatikan bahwa kita menggunakan produk-produk dari produsen yang membantu anggaran Israel? Produk-produk seperti Coca Cola, MacDonalds, Nokia, Starbucks dan lain-lainnya berasal dari produsen yang dengan setia membantu Israel menjajah Palestina. Tidak ada yang menjanjikan apa pun dari kegiatan boikot ini. Ini hanyalah panggilan nurani untuk mempertimbangkan lain kali Anda membeli produk-produk tersebut. Renungkanlah sebentar. Ciri-ciri produk pendukung Israel biasanya mahal dan tidak berguna. Starbucks, contohnya. Pernahkah Anda renungkan, kenapa untuk segelas kopi yang bisa Anda bikin sendiri harganya mencapai Rp.30,000? Dengan uang 1jt rupiah, Anda bisa mendapatkan fitur yang lebih banyak dari hape lain dibanding Nokia. Itulah ciri-ciri produk pendukung Israel. Sekali lagi, saya tekankan, boikot ini bukan untuk orang yang lemah. Orang lemah akan beralasan, tidak mungkinlah, kita kan bergantung sama mereka. Silahkan saja. Tidak ada dosa di sini. Paling tidak, itu menurut saya. Tapi, bila Anda orang yang kuat, silahkan lihat daftar produk-produk yang menurut Anda tidak perlu dibeli lagi di sini: http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.html. Jangan boikot apabila Anda lemah.
Lain kali Anda menyeruput Coca Cola di MacDonalds dan kemudian duduk santai di Starbucks, nikmatilah selagi bisa. Namanya perang, akan ada yang kalah. Jangan pernah beranggapan Palestina akan kalah. Irak yang diklaim sudah dimenangi oleh Amerika saja masih mendapat perlawanan dan hingga saat ini sudah ribuan tentara Amerika tewas tanpa alasan yang jelas. Demikianlah yang terjadi apabila kedaulatan suatu negara dirampas dengan kekerasan.
Sekali lagi, lain kali Anda menyeruput Milo dari Nestle, sambil SMS-an dengan hape Nokia, ingatlah, Anda tidak dosa. Tidak perlu merasa bersalah apabila uang yang Anda keluarkan digunakan untuk anggaran perang penjajah. Anda tidak dosa. Anda hanya lemah. Itu wajar. Negeri ini memang berada ribuan kilometer dari tempat terjadinya penjajahan. Mungkin saat Anda membaca tulisan ini, Anda sedang duduk nyaman di atas perabot Marks & Spencer. Rileks saja. Tidak perlu cemas. Perang itu tidak mungkin sampai di negeri ini. Kalau pun sampai. Tenang saja. Akan ada tempat lain di mana orang-orangnya mungkin akan berkelakuan sama seperti Anda sekarang ini: santai dan rileks di tempat yang nyaman, empuk dan hangat.
Pesan saya untuk Palestina, teruslah berjuang! Maafkan kami, belum bisa menyumbang secara fisik. Tapi, kami tidak akan lupa, Palestina!
(dikutip dari http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/ by Muhammad T.Wilson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar