Kamis, 01 Januari 2009

DA'WAH KAMI

“dan hendaklah ada di antara kamu, segolongan umat yang meyeru kepada kabaikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar…” QS. 3:104


Ikhwati fillah… kita harus memiliki alasan yang cukup banyak dan cukup kuat utnuk mampu bertahan, istiqomah dan bersemangat dalam aktivita da’wah ini. Ketika kita tidak memiliki alasan yang cukup atau bahkan tidak tahu mengapa harus terlibat dalam aktivitas da’wah ini… maka sulit bagi kita untuk membangun komitmen-komitmen dan melaksanakan program-program da’wah yang kita sepakati.

Sesungguhnya banyk sekali motif mengapa orang-orang terlibat dalam da’wah. Misalnya motif ekonomi, di mana orang berda’wah adalah memang untuk mendapatkan imbalan materi. Atau orang yang terlibat alam da’wah untuk motif social, misalnya untuk mendapatkan status ustadz, aktivis islam atau agar terlihat alim, atau memang gemar tampil di hadapan orang banyak… SELEBRITIS

Tetapi ada pula orang yang terlibat dalam da’wah karena motif keimanan, kayakinan dan ideologis. Dia berda’wah karena dorongan keimanan dan keyakinannya kepada kebenaran yang diyakininya… bukan karena UANG ataupun POPULARITAS. Dan motif seperti inilah yang akan melahirkan sebuah mlitansi dan kesabaran untuk terus berbuat dan istiqomah di jalan da’wah.

Oleh karena itu marilah kita kumpulkan dan kita tanamkan di dalam kesadaran kita, alasan-alasan yang baik dari sisi ini, sisi keimanan, atas pertanyaan: untuk apa kita berda’wah? Marilah kita bangun kesadaran jiwa kita untuk berda’wah atas dasar keimanan

Tiga alasan mengapa kita hars berda’wah

Kalau kita kemudian menginventarisir beberapa alasan yang bias menjadi jawaban atas pertanyaan: mengapa kita harus berda’wah…. Setidaknya ada tiga alasan:

Bahwa kaimanan telah menuntun kita untuk meyakini sebuah ‘takdir kehidupan’, yaitu bahwa Allah menciptakan kehidupan ini dengan dua sisi. Keburukan dan kebaikan, neraka dan surga, dosa dan pahala, kegelapan dan cahaya. Bahkan manusiapun diciptakan dengan dua potensi itu: kefujuran dan ketaqwaan.

“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.” QS.91:8

Dan masing-masing sisi itu memiliki penyeru, pejuang, pendukung dan pengikut. Sehingga ada para Nabi dan Rasul sebgai penyeru. Adapula pejang/ pendukung yang dalam Al Qur’an disebut sebagai kaum Hawariyyin, Ansharullah, Hizbullah dan adapula pengikut atau ‘folower’ yang sekedar penggembira dan penambah jumlah saja… itulah kebanyakan manusia/ umat.

Tetapi kemudian Allah menetapkan bahwa semulia-mulianya manusia adalah para penyeru kebaikan.

“dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada Al;lah dan beramal shaleh…” QS.41:33

Artinya, motif pertama mengapa kita terlibat dalam da’wah ini adalah: karena ingin menjadi manusia yang mulia. Yang melakukan pekerjaan yang paling muliah, yaitu: da’aa ilallaah

Dan Allah pun menjamin untuk memberikan pertolongan-Nya dalam perjuangan ini.

“… Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman” QS. 30:47

“… Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman” QS.4:141

Dua sisi antara al Haq dan al Bathil akan senantiasa diperjuangkan oleh para pendukungnya, maka akan menjadi kewajiban kita untuk turut serta dalam perjuanan itu. Artinya, motif kita terlibat dalam da’wah ini adalah karena panggilan perjuangan… mas’uliyah dan tanggung jawab kita terhadap pemenangan al Haq atas al Bathil, keimanan atas kekafiran, cahaya atas kegelapan…

“dan siapakanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi…” QS.8:60

Ikhwa fillah… setelah kita memiliki alasan-alasan cukup banyak dan cukup kuat bagi kita yang akan memberikan dorongan mativasi dan semangat atas keterlibatan kita dalam da’wah ini maka yang perlu dirumuskan kemudian adalah: goal atau tujuan dari da’wah yang kita lakukan…

Ikhwa fillah… kebangkitan islam kian dekal. Maka sudahkah kita bersiap-siap untuk menyambut kemenangan itu? Sudahkah kita merangkai cerita-cerita yang akan kita kenang di surga-Nya kelak? Sebagaimana para shahabat berlomba merangkai cerita demi cerita untuk menjadi kenangan kelak. Kita banyak mendengar cerita kepahlawanan dari Rasul, Shahabat, bahkan orang terdekat kita atau mungkin cerita itu kita sendiri yang merangkainya. Kalau di Solo ada seorang akhwat tunanerta yang senantiasa berjang untuk islam lewat KAMMI, maka di Makassar adapula seorang ikhwan yang begitu semangat push-up padahal tangannya sebelah puntng/ patah. Kalau di UNJ ada seorang akhwat yang menyisihkan separuh penhasilannya untuk aktivitas da’wah KAMMI, maka di UNM ada banyak ikhwan/ akhwat yang siap menginfaqkan harta dengan menghadiri berbagai acara yang dilaksanakan oleh KAMMI.

Ikhwa fillah… masih banyak cerita da’wah yang telah kita ukir yang tidak diketahui oleh orang lain, malam yang antum hidupkan dengan shalat lail, waktu jedah yang antum gunakan untuk tilawah, uang yang antum infaqkan di jalan da’wah, waktu antum yang telah antum persembahkan untuk da’wah ini, waktu libur yang antum isi dengan berbagai aktivitas da’wah, tidur antum yang harus dikurangi untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berbagai cerita lain yang mungkn telah kita lupakan…

Ikhwa fillah… jangan biarkan cerita-cerita yang telah kita rangkai itu hanya menjadi kenangan, tetap rangkailah cerita-cerita yang lebih dahsyat dari itu agar di penutup hayat kita akan memperoleh gelar “SYUHADA”yang kita impikan. Jangan kecewa ketika cerita yang antum rangkai tidak diketahui orang lain, karena antum memang tidak akan dikenal penduduk bumi karena da’wah ini tetapi antum akan dikenal oleh penduduk langit…
“intansurullah yanshurukum wayutsabbit aqdamakum”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar